By Khanzalani
SELISIK.COM – Alumnus IPB University dari Program Studi Klimatologi Terapan (Prodi KLI), Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Meriana Ina Kii mengajak generasi muda untuk peduli dengan bencana krisis air yang terjadi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini disampaikannya dalam talkshow bertajuk “Menyapa Negeri”, (3/9).
“Perubahan iklim merupakan fenomena global yang membawa dampak secara lokal. Pulau Sumba mengalami krisis air sebagai dampak dari fenomena perubahan iklim. Kondisi ini menggerakkan saya untuk mengiplementasikan keilmuan yang saya peroleh selama kuliah di IPB University,” kata pegiat iklim dari Sumba ini, seperti dilansir laman resmi IPB.
Meriana terjun secara langsung dalam upaya mengatasi krisis air dalam pengelolaan lahan pertanian. Ia mengajak para generasi muda di NTT, khususnya Sumba, untuk peduli pada lingkungan dan memanfaatkan air secara bijak untuk pertanian.
Dalam kegiatan yang digelar oleh Prodi KLI ini, Meriana mengungkapkan bahwa Pulau Sumba memiliki sumber daya berupa lahan pertanian yang cukup baik dengan alam yang sangat indah. Namun demikian wilayah tanah kelahirannya tersebut memiliki sumber daya yang masih terbatas. Hal itulah yang mendorongnya untuk terus memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan, khususnya pemahaman pengelolaan lingkungan yang baik.
“Pemanfaatan sumber daya optimal khususnya sumber daya air telah mampu meningkatkan produksi pertanian wilayah tersebut. Ini sudah saya buktikan. Dengan menerapkan iklim mikro dan ilmu iklim yang saya peroleh selama kuliah di Prodi KLI IPB University, produksi pertanian tanah yang saya kelola memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Dan sekarang metode-metode pengelolaan lahan itu sudah mulai diadopsi oleh teman, tetangga dan masyarakat sekitar. Saya sangat bangga dengan hal itu,” tuturnya.
Meriana juga menceritakan pengalamannya mengatur aliran air dari sungai seoptimal mungkin hanya untuk menjaga kelembaban tanah sawah sehingga tetap berproduksi optimal.
Dr I Putu Santikayasa, Ketua Program Studi Klimatologi Terapan IPB University mengatakan bahwa acara Menyapa Negeri memang diperuntukkan untuk mengangkat cerita-cerita inspiratif di masyarakat dalam kaitannya dengan ikim dan perubahannya. Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif sebagai upaya bersama dalam menghadapi dampak perubahan iklim di berbagai sektor.
“Kegiatan Menyapa Negeri ini diharapkan mampu menjadi media untuk mengenalkan kembali keilmuan iklim di masyarakat terkait betapa pentingnya memahami iklim dalam pengelolaan lingkungan khususnya pertanian saat ini,” lanjutnya.
Menurutnya, Prodi KLI baik magister maupun doktoral memiliki visi menjadi program studi unggulan dan terkemuka serta memiliki daya saing di tingkat nasional maupun internasional dalam bidang klimatologi terapan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Untuk itu, kiprah Prodi KLI ini sangatlah penting dalam upaya mendukung keberlanjutan pembangunan secara akademis. Salah satunya dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim dalam berbagai sektor.
Acara ini juga dihadiri Prof Daniel Murdiyarso, Guru Besar IPB University. Prof Daniel memberikan apresiasi terhadap usaha Meriana dalam menjaga ketersediaan air di daerahnya.
“Sumba memiliki kondisi alam yang sangat indah dan cantik. Perlu pengelolaan dengan upaya-upaya tertentu yang tetap menjaga keindahan alam namun memberikan manfaat sebesar-besarnya pada masyarakat. Teruslah berupaya membangkitkan semangat pemuda untuk mencintai alam Sumba yang sangat indah tersebut,” imbuh Pakar Iklim Kehutanan, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim IPB University ini.