By Zahra
SELISIK.COM – Waduh. Ini jelas informasi yang tidak mengenakkan. Bayangkan, di Amerika Serikat (AS) saja, 60% masker KN95 palsu.
Orang tentu bertanya-tanya: “Di Amerika Serikat saja 60% palsu, bagaimana dengan di Indonesia, gudang dan sumbernya produk-produk tiruan dan palsu?
Ternyata mayoritas masker KN95 yang beredar di AS tidak memenuhi standar National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) menemukan fakta tersebut di lapangan.
Dr Scott Gottlieb, mantan komisaris Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (The United States Food and Drug Administration/FDA), menyatakan bahwa awalnya ketersediaan masker ini tidak banyak. Tapi, sekarang masker medis ini sudah lebih banyak tersedia sehingga bisa melindungi banyak orang dari varian virus corona.
Sayang, ternyata banyak masker palsu yang beredar di masyarakat. FDA memperingatkan bahwa cara optimal untuk mencegah penularan virus corona Covid-19 melalui udara adalah dengan menggunakan kombinasi intervensi dari seluruh hierarki kontrol, tak hanya dengan APD.
CDC juga belum mengeluarkan panduan yang menunjukkan bahwa masker tertentu mungkin menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap varian Delta. Sebaliknya, mereka menyarankan masyarakat menggunakan masker dua lapis atau masker ganda. Selain itu, masker harus pas di sisi wajah tanpa celah dan memiliki kawat hidung untuk mencegah bocornya udara dari atas.
Terus pakai masker
Ada berbagai macam varian virus corona Covid-19, salah satunya adalah varian Delta yang menjadi perhatian dan menimbulkan kekhawatiran karena dinilai lebih menular dibandingkan varian aslinya. Belum lagi varian Delta bisa diatasi, saat ini sudah muncul varian baru yang sifatnya lebih hebat dari Delta. Varian baru ini bernama Delta Plus.
Disebut Delta Plus karena varian ini adalah gabungan mutasi dari beberapa varian. Bisa dari Alpa, Beta, Gamma, dan Delta itu sendiri.
Itulah sebabnya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan orang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 penuh tetap harus menggunakan masker untuk melindungi diri dari varian Delta. Bahkan, dengan varian baru, Delta Plus, penggunaan masker yang benar menjadi keharusan tanpa kompromi.
Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky telah mengamati lonjakan kasus virus corona Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi. Artinya, vaksin Covid-19 memang tidak sepenuhnya mampu melindungi atau membuat seseorang kebal terhadap virus corona Covid-19, terutama dari sergapan varian Delta.
Dengan fakta seperti itu, orang-orang yang sudah menerima vaksin Covid-19 harus melakukan protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker yang benar.
Dr Scott Gottlieb, mantan komisaris FDA, mengatakan bahwa jenis masker tertentu mungkin saja memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap risiko infeksi varian Delta. “Orang-orang ini bisa menggunakan masker KN95 atau N95 yang memberikan perlindungan paling baik karena virus tidak mudah tembus dari masker,” ujar Gottlieb, seperti dilaporkan Fox News.
Gottlieb menyatakan, kedua jenis masker medis tersebut dirancang untuk menyaring 95 persen partikel virus corona Covid-19 yang masuk ke dalam masker. Perlu diketahui bahwa masker medis KN95 diproduksi di Cina.
Kejadian di AS ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Indonesia. Seharusnya, Pemerintah RI mengawasi dengan ketat impor, perdagangan, dan peredaran semua jenis masker di Tanah Air.