Berita Terkini tanpa Kebohongan

Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 3,7 Persen pada 2021

3 min read
proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024, laju pertumbuhan ekonomi 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia, World Economic Outlook (WEO), International Monetary Fund (IMF), Dana Moneter Internasional, Bank Indonesia, produk domestik bruto, Bank Dunia, outlook ekonomi 2024, economic outlook 2024

By Khanzalani

SELISIK.COM – Pemerintah memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi nasional berada kisaran 3,7 persen hingga angka 4,5 persen pada akhir 2021.

Pada semester pertama 2021, pertumbuhan ekonomi RI menyentuh level 3,1 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa kinerja ekonomi tetap memperhatikan dinamika lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi pada awal semester kedua 2021. Proses pemulihan ekonomi sebenarnya terjadi baru pada kuartal kedua 2021.

Pertumbuhan ekonomi semester pertama 2021 mencapai 3,1 persen dan keseluruhan tahun diproyeksikan 3,7 persen sampai 4,5 persen,” ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR, Selasa (24/8/2021). “Kuartal kedua 2021 kita lihat kondisi negara ini benar-benar bisa pulih hingga tumbuh 7,07 persen,” lanjut wanita yang akrab dipanggil Ani ini.

Menkeu mengatakan, pada kuartal pertama 2021 pemerintah masih menerapkan pembatasan sosial demi menekan angka penyebaran virus selama musim libur natal dan tahun baru 2020. Kebijakan tersebut berlanjut sampai Maret 2021.

“Kuartal pertama recovery kita belum kuat karena pada akhir tahun dalam rangka libur musim natal dan tahun baru kita masih ada PPKM yang berlanjut pada Februari-Maret,” ujar Menkeu.

Memasuki semester kedua 2021, menurut Menkeu, pemerintah kembali menerapkan PPKM level 4 di beberapa wilayah penyumbang PDB. Pertumbuhan pada kuartal ketiga ini kemungkinan bakal mengalami kontraksi dan memengaruhi capaian pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun. “Namun dilihat kuartal tiga ini nanti ada PPKM, ini pasti akan ada koreksi dan ini lah yang kita hadapi untuk perekonomian nasional. Makanya harus kita jaga juga penyebaran Covid-19,” ungkap Menkeu.

Terkait dengan angka inflasi, kata Sri Mulyani, pada semester pertama 2021 masih terjaga rendah pada kisaran 1,33 persen. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, tingkat inflasi sudah kembali pada angka lima persen. Menkeu memperkirakan outlook inflasi pada akhir tahun masih tetap terjadi kisaran 1,8 persen sampai 2,5 persen. “Inflasi diproyeksikan meningkat terbatas pada semester II 2021 seiring dengan kebijakan pembatasan,” ujarnya.

Nilai tukar rupiah relatif stabil dengan rata-rata realisasi pada semester pertama 2021 sebesar Rp 14.299. Sri Mulyani memperkirakan pada akhir tahun 2021 masih pada kisaran Rp 14.200 hingga Rp 14.600 per dolar AS.

Menkeu menuturkan, harga minyak sampai akhir tahun diperkirakan stabil pada harga 55 dolar AS sampai 65 dolar AS per barel. Harga minyak pada realisasi semester pertama 2021 sebesar 62,5 dolar AS per barel. “Harga minyak ini diperkirakan 55 dolar AS sampai 65 dolar AS per barel, lebih rendah dari capaian pada semester I 2021 karena adanya varian delta yang memungkinkan menghambat pemulihan,” ujarnya.

Perkiraan Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi RI sepanjang 2021 bakal berada di level 3,5 persen sampai 4,3 persen dengan titik tengah sebesar 3,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh kinerja ekspor, investasi, dan belanja pemerintah. “Titik tengahnya 3,9 persen, didukung ekspor, investasi dan belanja fiskal, dan insyaallah konsumsi swasta bisa meningkat,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam webinar di Jakarta, Jumat, 13 Agustus 2021.

Perry menuturkan, investasi masih akan tumbuh positif didukung oleh belanja pemerintah yang akan digenjot hingga akhir tahun. Sementara konsumsi masyarakat diharapkan bisa meningkat, terutama dari kalangan menengah atas yang masih menahan belanja. “Yang perlu didorong konsumsi masyarakat menengah ke bawah, menengah atas, duitnya banyak masih disimpan di bank belum belanja. Oleh karena itu yang punya duit belanja, belanja buat mendorong ekonomi kita,” ujarnya.

Baca juga  Peran Strategis IPTEK & Bisnis sebagai Modal Investasi Pembangunan Nasional Pasca-Covid

Tahun 2022 mendatang, menurut Perry, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,6 persen hingga 5,1 persen dengan titik tengah 5,1 persen. Sama seperti tahun ini, ekspor, investasi, dan belanja pemerintah masih akan menjadi penggerak ekonomi didukung konsumsi masyarakat.

Konsumsi masyarakat tahun depan, jelas Perry, akan lebih meningkat didukung oleh percepatan program vaksinasi pemerintah. Bahkan sejumlah pihak turut mendukung percepatan vaksinasi untuk bisa mencapai herd immunity. “Tetap semua patuhi untuk protokol kesehatan covid, jaga diri baik-baik. Ini masih varian Delta bergentayangan. Mari berpartisipasi agar penyebaran covid dikendalikan, dan ekonomi bisa pulih kembali,” ujar Perry.

Baca juga  Porsi Kredit UMKM BRI Hingga Juni 80,62%

Perry mendorong sinergi bauran kebijakan antara bank sentral, pemerintah, dan berbagai otoritas lainnya agar bisa mewujudkan siklus sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mencapai puncaknya. Dalam bauran kebijakan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai puncak, bank sentral bertugas menjaga stabilitas harga dan mendukung stabilitas sistem keuangan.

Bauran kebijakan suku bunga, nilai tukar, manajemen aliran modal asing, makroprudensial, akselerasi digitalisasi SPUR, dan pendalaman pasar uang juga terus dijalankan untuk mendukung perekonomian.

Perkiraan tersebut tentu mendasarkan pada kondisi normal. Artinya, pandemi sudah berlalu dari Indonesia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.