Menparekraf Yakin Indonesia Bisa Jadi Destinasi Utama Wisata Halal
2 min readBy Zahra
SELISIK.COM – Indonesia mempunya potensi besar untuk mengembangkan pariwisata halal. Karena itulah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, tentu saja potensi untuk menggarap dan mengembangkan wisata halal sangat besar.
Dalam laporan The State Of Global Islamic Economy 2019, jelas Sandiaga, Indonesia masuk dalam lima negara teratas dengan pengeluaran terbesar untuk wisata halal. “Ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki banyak destinasi pariwisata halal dan memiliki potensi sumber daya untuk jauh lebih berkembang,” jelas Sandiaga dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/7/2021).
Tentu saja harus ada kerja keras karena posisi Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama dengan Malaysia dalam memanfaatkan potensi wisata halal ini. Hingga kini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berusaha meningkatkan pelayanan dan akomodasi pariwisata. Semua fasilitas terbaik, mulai dari hotel, objek pariwisata, dan aksesibilitas harus dikelola untuk mencapai pengalaman yang dibutuhkan turis Muslim.
Pariwisata nasional kini sedang lesu karena terimbas pandemi Covid-19. Karena pandeminya mencakup seluruh wilayah global, Indonesia pun terkena dampaknya dalam level yang sangat parah. “Selama lebih dari setahun terakhir, kita sangat berjuang untuk menghadapi pandemi Covid-19. Yang berdampak amat fatal kepada berbagai sektor termasuk pariwisata dan ekonomi kreatif. Kondisi ini membuat perubahan pada trend dari turisme, menjadi pariwisata yang personalize, customize, localize, dan smaller in size,” jelas Sandiaga.
Meski demikian, menurut Sandi, RI tak boleh berhenti berusaha memperbaiki sektor pariwisata. Agar bisa bersaing dengan negara-negara lain, kualitas industri pariwisata harus terus ditingkatkan. Pemerintah sudah menyiapkan tiga platform strategi, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Inovasi dilakukan dengan teknologi informasi digital dan big data sehingga dapat secara akurat, valid, dan melalui verifikasi. Adaptasi bisa dengan pelaksanaan CHSE (Cleanliness, Hygiene, Sanitation, and Environment) dengan konsep halal untuk para pelaku perjalanan pariwisata Muslim.
Beberapa pihak menilai pandemi bisa menjadi momentum untuk membenahi industri pariwisata, termasuk wisata halal. Ini karena semua negara sedang mengalaminya. Ibarat lomba lari, semua start dari awal.