Berita Terkini tanpa Kebohongan

OJK akan Menurunkan Aset Tertimbang Menurut Risiko

5 min read
ford mengurangi karyawan tetap

Source: Ford

By Nanda

SELISIK.COM – Industri otomotif berbasis listrik di negara maju mendapat dukungan penuh dari para pengambil kebijakan. Pemerintah di sana sangat antusias menyokong peralihan industri kendaraan bermotor dari berbahan bakar minyak menjadi energi alternatif, terutama yang menggunakan baterai listrik.

Indonesia tampaknya juga mulai mengadopsi negara lain. Sebagai contoh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menyatakan akan membuat kebijakan yang bisa mendorong kenaikan pembiayaan kendaraan bermotor listrik pada 2022. Upayanya bisa dengan meringankan masyarakat dalam mengajukan pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik.

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, OJK mulai menurunkan aset tertimbang menurut risiko (ATMR). Dengan penurunan ATMR ini, semakin sedikit risiko penempatan aset bank.

Di Indonesia, lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya memang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan pasar otomotif. Nah, ATMR ini merupakan salah satu cara dalam menghitung risiko bank dengan menggunakan dasar pengalian pos neraca dan persentase bobot risiko dari masing-masing pos itu sendiri.

Makin besar ATMR, maka semakin besar pula risikonya yang dihadapinya. Selama ini, normalnya ATMR berada di kisaran 35%.

Pertumbuhan pasar kendaraan bermotor juga menjadi perhatian serius pemerintah. Selama pandemi yang nyaris tembus dua tahun, pemerintah akhirnya meringankan pajak.

Dengan kenyataan itu, OJK pun ingin berkontribusi dalam mengembangkan pertumbuhan industri otomotif. “Kami mendorong pembiayaan kepada sektor komoditas sesuai prioritas pemerintah, termasuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang sudah kita mulai dengan menurunkan ATMR 25% lebih rendah dari yang biasa,” jelas Wimboh saat Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, Kamis (20/1/2022).

Wimboh menyatakan, OJK akan memperluas di industri kendaraan bermotor listrik mulai dari hulu hingga sampai ke hilir. Selain itu, OJK juga meminta kalangan industri jasa keuangan mengembangkan skema pembiayaan berkelanjutan yang mendukung ekonomi dan industri hijau.

Penurunan emisi karbon juga menjadi perhatian OJK bersama dengan pemerintah dan lembaga lain. “Dalam rangka penciptaan ekonomi-ekonomi baru antara lain dengan pendirian Bursa Karbon dan penerbitan taksonomi hijau 1.0, dalam hal ini OJK bersama SRO yang diantarnya BEI, KSEI, dan juga KPEI bersama-sama dengan pemerintah sedang mengakselerasi kerangka pengaturan bursa karbon di Indonesia,” ungkap Wimboh.

Dalam membangun Taksonomi Hijau, jelas Wimboh, OJK masih mengkaji 2.733 klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi hijau yang mana 919. Di antaranya, telah dikonfirmasi oleh kementerian terkait. “Hal ini akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai taksonomi hijau selain Cina, Uni Eropa, dan ASEAN,” jelas Wimboh.

Penjualan Mobil Listrik Belum Moncek di Indonesia 

Tahun 2021 sudah berlalu. Para pelaku bisnis pun sudah mulai mengeksekusi strategi baru agar kinerja 2022 lebih baik dibandingkan masa sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.