By Zahra
SELISIK.COM – Pemerintah berkomitmen terus melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Melalui PT Hutama Karya (Persero), pemerintah masih memproses penyelesaian jalan tol sepanjang 1.065 kilometer ini.
“Kami sedang membangun sepanjang 1.065 kilometer. Sepanjang 531 kilometer sudah beroperasi dan sisanya Insya Allah selesaikan awal 2023,” ungkap Menurut Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto saat acara National Webinar HK Academy, Kamis (9/9/2021). Karena itulah, dia yakin pembangunannya bakal selesai pada tahun 2023.
Kehadiran JTTS, menurut Budi, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Sumatra. Jika sudah beroperasi, pengguna jalan bisa merasakan manfaat yang signifikan. Kehadiran jalan tol ini berefek positif menurunkan biaya logistik dan menciptakan konektivitas antardaerah. “Saya yakin kehadiran tol ini akan membantu mengembangkan segala sesuatu yang akan membentuk ekonomi Indonesia dan kesejahteraan,” ujar Budi.
JTTS sangat visibel untuk mengembangkan perekonomian Sumatra. Apalagi, menurut Budi, Sumatra menjadi salah satu pulau besar di Indonesia yang memiliki potensi gas, minyak, pertanian subur, karet, kelapa sawit, hingga pantai dengan alam yang indah berpotensi menjadi tujuan wisata.
Strategi pemerintah apabila infrastruktur layak secara finansial, ungkap Budi, maka didorong kepada swasta untuk turut mengembangkannya. Bila tidak layak secara finansial, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didorong untuk membangunnya.
Hutama Karya menerima penyertaan modal negara (PMN) tahap pertama tahun anggaran 2021 senilai Rp 6,2 triliun pada Senin (30/8/2021). Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengemukakan bahwa PMN tersebut akan digunakan untuk memenuhi porsi ekuitas dalam mempercepat penugasan pembangunan JTTS. “PMN yang telah diterima perusahaan akan digunakan untuk tiga ruas JTTS,” ujar Tjahjo.
Hal tersebut sesuai dalam APBN 2021. PMN sebesar Rp 6,2 triliun akan dialokasikan untuk percepatan pembangunan tol ruas Sigli-Banda Aceh sebesar Rp 3,092 triliun, ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sebesar Rp 2,702 triliun, dan ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sebesar Rp 414 miliar. Selain menerima PMN tahap pertama, jelas Tjahjo, Hutama Karya juga sedang mengusulkan penambahan PMN 2021 Tahap II dan III sebesar Rp 19 triliun. PMN tahap kedua akan digunakan untuk mengoptimalkan pembangunan di delapan ruas JTTS.
Delapan ruas tol tersebut yakni Medan-Binjai, ruas Pekanbaru-Dumai, ruas Binjai-Langsa seksi Binjai-Pangkalan Brandan, ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, ruas Simpang Indralaya-Muara Enim, ruas Kisaran-Indrapura, ruas Sigli-Banda Aceh, dan ruas Pekanbaru-Pangkalan.