By Zahra
SELISIK.COM – Peneliti IPB University berhasil mengembangkan enzim Reverse Transcriptase (RT) inventpro® untuk keperluan molekuler yang bisa dipakai pada alat PCR. Karena produksi dilakukan di dalam negeri, enzim RT inventpro® mudah didapat dengan harga terjangkau sehingga bisa mewujudkan pemeriksaan Covid-19 melalui PCR dengan harga yang lebih murah.
Peneliti IPB University tersebut terdiri dari Pakar Virologi yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University, Joko Pamungkas; dua peneliti dari Pusat Studi Satwa Primata – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PSSP-LPPM), Uus Saepuloh dan Diah Iskandriati. Mereka menggandeng mitra bisnis PT Biomedical Technology Indonesia (PT BMTI).
Menurut Joko, enzim RT inventpro® mudah diperoleh karena diproduksi di dalam negeri. Harganya seperempat lebih murah dibandingkan dengan produk enzim RT premium yang biasa dikomersialisasikan. Produk ini juga diandalkan keunggulannya sebagai pendongkrak tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ini salah satu solusi mengurangi importasi enzim RT. “Yang bisa menggantikan komponen impor dalam alat PCR,” jelas Joko, Rabu (22/12/2021).
Ketersediaan enzim RT seluruhnya pihak industri komersial luar negeri. Karena itu, semua kegiatan penelitian maupun pemanfaatan enzim RT Indonesia sangat bergantung kepada impor reagen ini.
Pihaknya, kata Joko, bersama BMTI akan memproduksi enzim RT inventpro® tahun depan. Diperkirakan akan diproduksi 1.000 kit dalam sebulan dan ditawarkan ke pasar-pasar yang membutuhkan enzim RT.
“Kemudian akan dicarikan pasarnya, untuk peneliti di PT atau di lab-lab diagnostik umum yang membutuhkan enzim RT. Bisa juga untuk pemeriksaan Covid-19 melalui PCR Merah Putih,” ujar Joko.
Rektor IPB University Arif Satria menyatakan, pengembangan enzim RT ini luar biasa. Peneliti IPB bisa mengembangkan produk yang biasa diimpor menjadi produk yang mampu dibuat secara mandiri di dalam negeri.
Arif menuturkan, produk enzim RT inventpro® diperoleh dengan harga 25 persen atau 1/4 lebih murah dibandingkan dengan produk enzim RT impor. “Kalau kata Pak Presiden PCR harus murah, nah ini dari IPB University. Jadi PCR murah mungkin terjadi. Dengan mengurangi beban impor, ini cara kita mendorong sumber daya lokal dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.
Direktur BMTI Gunadi menyatakan, produksi enzim RT inventpro® sedang dalam persiapan dan fasilitas produksi. Dengan enzim RT inventpro® yang dikembangkan IPB University bersama BMTI, dia yakin TKDN di alat PCR nasional dapat meningkat sekitar 60 persen.
BMTI juga telah melakukan studi pasar. Baik di dalam internal maupun eksternal IPB University, juga pada bidang penelitian dan komersial. “Kita melihat pada pasar juga, sambutannya baik. Saya rasa peningkatannya akan cepat di tahun depan akan cepat meningkat,” kata Gunadi.