Berita Terkini tanpa Kebohongan

BSI Ingin Topang Pertumbuhan Ekonomi

2 min read
bank syariah indonesia induk bank syariah nasional

By Khanzalani

SELISIK.COM – Pertumbuhan ekonomi positif sangat penting dalam menopang seluruh sektor, termasuk bagi sektor perbankan. Sebaliknya, kinerja yang baik dari seluruh pelaku industri keuangan dan perbankan juga akan mendorong percepatan laju ekonomi nasional.

Demi menjaga ekonomi RI agar tetap pada jalur biru, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pun siap mengawal target pertumbuhan ekonomi domestik yang pada tahun ini masih berpotensi tumbuh di atas 5%. “BSI akan tetap turut serta sebagai aktor yang turut berperan aktif untuk mengawal target pertumbuhan ekonomi dengan penguatan peran khususnya pada pengembangan ekonomi syariah dan penguatan ekosistemnya,” jelas Direktur Treasury & International Banking BSI Moh. Adib dalam konferensi pers “Sharia Economic Outlook 2024” di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

BSI memperkuat ekosistem ekonomi syariah salah satunya melalui pemberdayaan dan penguatan ekosistem pesantren, sekolah Islam, bisnis layanan ibadah haji dan umrah hingga ekosistem manajemen masjid. Perusahaan yang memiliki kode BRIS di pasar saham BEI ini terus menggenjot kinerja sebagai bagian dari kontribusi terhadap perekonomian nasional. Per kuartal II 2023, BSI membukukan laba bersih mencapai Rp4,2 triliun atau bertumbuh sebesar 31,04 persen (yoy) pada kuartal III 2023.

Adib menjelaskan, capaian tersebut membuat BSI dinobatkan sebagai bank yang mengalami pertumbuhan laba tertinggi. “BSI menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah kondisi perekonomian yang sangat menantang ini,” kata Adib.

Selain laba bersih, menurut Adib, kinerja BSI yang positif pada September 2023 tecermin dari pertumbuhan aset yang menjadi Rp320 triliun atau bertumbuh 14,2 persen (yoy). Realisasi pembiayaan mencapai Rp232 miliar atau tumbuh 15,9 persen (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp262 triliun atau tumbuh 6,9 persen, pertumbuhan tabungan mencapai Rp115 triliun atau tumbuh 5,2 persen (yoy), serta pendapatan jasa atau fee based income tercatat senilai Rp3,03 triliun atau tumbuh 12,4 persen (yoy).

Hasil dari kinerja itu, kata dia, berdampak pada perbaikan rasio-rasio keuangan BSI pada kuartal III yang tecermin dari Non Performing Loan (NPL) menjadi 2,21 persen atau turun dari kuartal sebelumnya 2,31 persen. “Ini (NPL) tetap terkendali di level acceptable,” katanya.

Adib menuturkan, dari sisi cakupan kas atau cash coverage untuk mengantisipasi volatilitas di masa depan, BSI juga meningkatkan pencadangan menjadi 189 persen. Cash coverage adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban dengan kas yang ada. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.